Medan,PostSumtera.id – Ramainya ribuan anak penerima manfaat Makan Bergiji Gratis (MBG) di berbagai daerah menjadi perhatian semua pihak termasuk Istana Presiden. Beberapa Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dimoratorium hingga dikenakan sanksi stop sementara.
Berbagai wacana atas kelanjutan program mulia Presiden Prabowo Subianto ini disampaikan. Mulai Kantin Sekolah ikut berpartipasi dalam penyediaan makanan untuk Pelajar SD, SMP dan SMA ini hingga wacana para anak diberikan uang kontan.
Di Medan Marelan, Ribuan anak di SDN 060954, SDN Inpres, SMPN 20 Medan, SMP PGRI Marelan, SMAN 16 Medan dan SMA PGRI Marelan dan beberapa sekolah lain menerima makan gratis yang dikemas dalam Omprengan berbahan Alumunium.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
Informasi diperoleh media ini, Yayasan Taruna Agung Abadi dipercaya mengelola 4.000 pax makanan untuk ribuan pelajar ini. Yayasan disebut dikelola Hafif ini lah yang mengelola SPPG terletak di Jalan Kapten Rahmad Budin Gang Jambu Kel. Rengas Pulau itu.
Informasi diperoleh, dugaan masalah higienis dan mutu makanan menjadi sorotan masyarakat atas pengelolaan MBG untuk 4.000 pelajar yang dikelola di SPPG Yayasan Taruna Agung Abadi. Hingga hal ini harus mendapat perhatian dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Medan dan Dinas Kesehatan (Dinkes) Medan.
Sumber media, Selasa (23/9/2025) menyebutkan, beberapa kali sajian MBG ke Pelajar mutu lauknya diduga rendah dan keraguan higienis menjadi sorotan bagi bebarapa Wali Murid. Isu beredar, ada pelajar yang dilarang orangtuanya menerima MBG.
Menanggapi hal Ketua LBH Kajian Advokasi dan Tata Regulasi (Kantara) M Suhaji SH, Jumat (26/9/2025) meminta Pemerintah serius mengawasi mutu dan higienis nya makan siang gratis untuk pelajar dalam proyek MBG yang dikelola Yayasan Taruna Agung Abadi.
M Suhaji SH meminta BPOM Medan dan Dinkes Medan rutin memeriksa operasional SPPG Yayasan Taruna Agung Mandiri di Medan Marelan itu. “Segera periksa dan rutin awasi SPPG Yayasan Taruna Agung Mandiri di Medan Marelan. Agar hiruk pikuk temuan MBG di beberapa wilayah lain di Indonesia dapat dicegah,” jelas Advokat yang dijuluki Pengacara Pirang ini.
Dia menegaskan, jika ditemukan pelanggaran dan kelalaian dalam mengelola makan siang gratis yang berakibat berkurangnya mutu dan tak higienis nya produk olahan makanan di SPPG ini segera diberikan tindakan tegas agar tak berdampak pada pelajar.
Bantah
Hafif Pengelola SPPG Yayasan Taruna Agung Abadi membantah rumor yang beredar atas kurangnya mutu dan diragukan nya higienis nya produk makanan yang mereka produksi dalam program MBG.
Kepada media ini, Jumat (26/9/2025) mengatakan, informasi yang diterima media tak benar. “Sydh saya konfirrmasi ini bahwa dugaan bapak tidak benar dan keliru,” jawabnya via Pesan Whats Appnya.
Penulis : red/rel
Editor : redaksi









