Post Sumatera                            BBM Langka, Penghulu Medan Perjuangan Rela Kayuh Sepeda Demi Menikahkan Calon Pengantin

 

BBM Langka, Penghulu Medan Perjuangan Rela Kayuh Sepeda Demi Menikahkan Calon Pengantin

- Penulis

Senin, 1 Desember 2025 - 14:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Medan, Postsumatera.id – Ahad pagi, (30/11) Kota Medan masih diselimuti ketidakpastian. Kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang dipicu oleh terganggunya jalur distribusi akibat cuaca ekstrem badai dan gelombang tinggi telah melumpuhkan sebagian mobilitas warga.

Antrean panjang di SPBU menjadi pemandangan sehari-hari, memaksa banyak aktivitas vital terhambat. Namun, di tengah situasi sulit ini, sebuah komitmen pelayanan publik ditunjukkan dengan cara yang sederhana, namun mengharukan.

Pukul 08.00 WIB, saat Dicky Kurnia dan Mia Handayani Dalimnunthe sudah menanti dengan hati berdebar di Jalan Pelita IV No. 03, Kepala Kantor Urusan Agama (KUA) Kecamatan Medan Perjuangan, H. Ramlan, MA, justru mengambil keputusan yang tak biasa.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Ia tidak mengendarai mobil atau sepeda motor. Sebaliknya, Penghulu ini memilih untuk mengayuh sepeda, berpacu melawan waktu dan kemacetan, menuju lokasi akad nikah.

Tekadnya bulat. Jam sembilan tepat, janji suci harus terukir. Bagi H. Ramlan, janji layanan kepada masyarakat adalah prioritas mutlak, tak boleh dikalahkan oleh kendala teknis sekecil apa pun, apalagi masalah kelangkaan BBM yang terjadi beberapa hari belakangan.

“Masyarakat berhak mendapatkan layanan terbaik. Tugas pencatatan nikah ini adalah ibadah, dan kami tidak boleh menunda kebahagiaan sepasang calon pengantin hanya karena kami kehabisan bensin,” ujar Ramlan dengan keringat membasahi pelipisnya setibanya di lokasi.

Di bawah terik matahari pagi, Ramlan mengayuh pedal sepedanya melintasi jalanan Medan Perjuangan yang padat. Setelan jas dan peci yang rapi berpadu kontras dengan sepeda gunung yang menjadi tunggangannya. Aksi ini bukan sekadar upaya mencari alternatif transportasi; ia adalah manifestasi nyata dari filosofi seorang pelayan masyarakat yang mengedepankan integritas dan komitmen prima.

Wajah tegang Dicky dan Mia Handayani, yang sejak subuh khawatir petugas KUA akan terlambat, seketika berubah menjadi lega bercampur haru ketika melihat kedatangan Penghulu mereka. Mereka tidak menyangka bahwa seorang pejabat publik rela berkorban energi dan waktu ekstra hanya untuk memastikan janji mereka pada pukul 09.00 WIB terpenuhi.

Baca Juga:  Direktur PT PSU dan PD AIJ Dilantik Wagub Sumut Minta Pegang Lima Prinsip Ini

“Ini benar-benar di luar dugaan. Kami tahu situasi BBM sedang sulit, tapi Pak Ramlan datang tepat waktu, bahkan dengan sepeda. Kami merasa sangat dihargai dan dilayani dengan sepenuh hati,” tutur Mia, sang pengantin wanita, merasakan sentuhan humanis dari pelayanan negara.

Setelah menarik napas sejenak, H. Ramlan memimpin prosesi akad nikah dengan khidmat. Di tengah keheningan, suara lantangnya memandu Dicky mengucapkan ijab kabul, menuntaskan penantian sepasang anak manusia untuk mengikat janji suci. Momen ini menjadi penutup sempurna atas perjuangan sang Kepala KUA yang berjuang di jalanan Medan.

Langkah H. Ramlan ini secara tak langsung telah mengirimkan pesan kuat kepada jajaran Kantor Kementerian Agama dan seluruh instansi publik di Kota Medan. Bahwa solusi kreatif dan dedikasi tinggi harus selalu hadir di tengah krisis. Bahwa kelangkaan energi tidak boleh membuat pelayanan publik ikut lesu.

Kisah inspiratif ini pun menyebar dengan cepat di kalangan internal KUA dan Penyuluh Agama Islam. Banyak Penghulu lain yang mulai mempertimbangkan penggunaan kendaraan alternatif, seperti sepeda atau transportasi umum, sebagai standar operasional saat kondisi darurat. Semangat Ramlan menjadi pengingat bahwa tugas pelayanan publik adalah panggilan jiwa yang menuntut pengorbanan.

Pada akhirnya, akad nikah Dicky dan Mia menjadi lebih dari sekadar pencatatan sipil. Ia menjadi monumen pengabdian H. Ramlan, yang memilih berpacu dengan waktu menggunakan sepedanya. Ia adalah bukti bahwa komitmen pelayanan yang tulus akan selalu menemukan jalannya, bahkan di tengah kesulitan logistik yang paling ekstrem.

Pengorbanan kecil Ka KUA Medan Perjuangan hari itu telah memberikan pelajaran besar: Pelayanan prima bukan tentang kenyamanan petugas, tetapi tentang terpenuhinya hak dan kebahagiaan masyarakat.

Penulis :Andry

Editor :Redaksi

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel postsumatera.id untuk update berita terbaru setiap hariFollow

Berita Terkait

Penawaran Khusus Bagi Nasabah dan Karyawan BRI Group, Cek KKB dari BRI Finance
Munajat di Tengah Bencana: Al Washliyah Memohon Keselamatan untuk Sumatera Utara
Hadir di REI Property Expo 2025 Padang, BRI Finance Tawarkan KKB 0%
BRI Branch Office Gunung Sahari Perkuat Kemitraan Strategis dengan Yifang Cargo Mutiara Elektronik
Semangat Hari Guru Nasional, BRI Finance Hadir dengan Solusi untuk Mewujudkan Impian Pendidikan
Berlangsung Meriah! La French Tech AI Summit 2025 Dorong Akselerasi Ekosistem AI di Indonesia
Film “Nia” kisah dari desa kecil di Sumatera, menggugah nurani seluruh Negeri.
Cicilan KPR Rumah di Depok Solusi Bagi Pasangan Muda
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Senin, 1 Desember 2025 - 14:43 WIB

BBM Langka, Penghulu Medan Perjuangan Rela Kayuh Sepeda Demi Menikahkan Calon Pengantin

Senin, 1 Desember 2025 - 14:24 WIB

Penawaran Khusus Bagi Nasabah dan Karyawan BRI Group, Cek KKB dari BRI Finance

Senin, 1 Desember 2025 - 12:16 WIB

Munajat di Tengah Bencana: Al Washliyah Memohon Keselamatan untuk Sumatera Utara

Senin, 1 Desember 2025 - 12:09 WIB

Hadir di REI Property Expo 2025 Padang, BRI Finance Tawarkan KKB 0%

Senin, 1 Desember 2025 - 06:52 WIB

BRI Branch Office Gunung Sahari Perkuat Kemitraan Strategis dengan Yifang Cargo Mutiara Elektronik

Berita Terbaru