Post Sumatera                            Dapur Alit Jogja: Menghidupkan Kembali Budaya Jawa Kuno Lewat Etho-Gastronomy

 

Dapur Alit Jogja: Menghidupkan Kembali Budaya Jawa Kuno Lewat Etho-Gastronomy

- Penulis

Selasa, 21 Oktober 2025 - 09:37 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Sejalan dengan program Kementerian Pariwisata Republik Indonesia “Wonderful Indonesia Gourmet”, yang bertujuan memperkenalkan kekayaan kuliner Nusantara berbasis budaya ke panggung global, Dapur Alit hadir sebagai destinasi Ethno-Gastronomy yang menghidupkan kembali nilai luhur Jawa Kuno melalui pengalaman bersantap yang sarat makna dan filosofi.

Berlokasi di Tuntungan Tahunan, Umbulharjo, Yogyakarta, Dapur Alit berawal dari halaman rumah sederhana dan kini menjadi ruang intimate dining yang menghadirkan kisah di balik setiap sajian. Di sini, makanan bukan sekadar hidangan — tetapi narasi budaya yang menghubungkan masa lalu, alam, dan manusia.

Terinspirasi dari perjalanan spiritual dan riset terhadap Lontar Dharma Caruban, Dapur Alit mengusung filosofi bahwa setiap bahan memiliki jiwa dan harus dihormati sebelum diolah. Pandangan ini menjadi inti pendekatan Ethno-Gastronomy Jawa Kuno, di mana seni memasak tidak hanya mencipta rasa, tetapi juga merawat keseimbangan alam dan jiwa.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Dari riset terhadap prasasti Jawa Kuno, seperti Prasasti Watukura (902 Masehi) dan Prasasti Jru-Jru (930 Masehi), lahirlah menu ikonik seperti: Nasi Watukura, yang merepresentasikan harmoni dan perayaan kerajaan Mataram Kuno; Nasi Paripurna, cerminan filosofi kelimpahan dan keseimbangan dalam kehidupan Jawa; dan Minuman seperti Jonggrang Signature Drink dan Arupadhatu Drink, yang memadukan rempah dan bunga dengan makna spiritual dari candi Jawa juga legenda Jawa Kuno.

Setiap detail di Dapur Alit dirancang sebagai bagian dari pengalaman budaya. Gerabah yang digunakan berasal dari Dusun Klipoh, Borobudur, tempat para pengrajin mempertahankan tradisi leluhur berabad-abad lamanya. Tanah Borobudur diyakini mengandung energi spiritual dan sejarah yang memberi nilai tersendiri bagi setiap wadah yang digunakan untuk menyajikan makanan.

Baca Juga:  Peringati HUT KAI ke-80, KAI Daop 8 Surabaya Gelar Donor Darah Serentak di 5 Stasiun

Yang membuatnya unik, beberapa piring gerabah diukir dengan relief Pancatantra — kisah fabel klasik yang juga diabadikan pada relief Candi Sojiwan dan Candi Jago. Cerita-cerita tersebut, seperti kisah persahabatan hewan dan kebijaksanaan alam, sarat dengan pesan moral dan filosofi hidup. Melalui interpretasi ulang relief Pancatantra ini, Dapur Alit menghadirkan pengalaman bersantap yang tidak hanya memanjakan indera, tetapi juga mengajak pengunjung merenungkan nilai-nilai etika dan kebijaksanaan yang diwariskan leluhur.

“Lebih dari tempat makan, Dapur Alit adalah ruang refleksi dan pelestarian budaya. Kami percaya bahwa pelestarian warisan budaya bisa dimulai dari dapur rumah kita sendiri, dan sejatinya kuliner bisa menjadi jembatan untuk mempelajari budaya nenek moyang kita (bahkan yang saat ini sudah hilang).” Tutur T. Cilik Pamungkas, pendiri Dapur Alit.

Pengalaman bersantap di Dapur Alit juga mendapat perhatian dari tamu mancanegara. Anna Kooi, peneliti makanan dan chef asal Amsterdam Belanda, menyampaikan, “Storytelling-nya luar biasa, rujukan pada mitologi kuno, hubungan dengan alam, serta fabel-fabelnya sangat menarik. Rasanya halus, seimbang, penyajiannya indah, dan makan di halaman rumah orang Indonesia menjadi lebih intim bagi kami para pelancong dari luar. Ini pengalaman gastronomi yang unik.”

Dengan visi “From Ancient Wisdom to Modern Taste”, Dapur Alit menjadi pionir Ethno-Gastronomy Jawa Kuno yang berkontribusi memperkuat identitas kuliner Indonesia selaras dengan semangat Wonderful Indonesia Gourmet dalam memperkenalkan kuliner sebagai ekspresi budaya, keberlanjutan, dan kearifan lokal.

Tentang Dapur Alit

Dapur Alit buka untuk umum setiap Senin–Sabtu pukul 12.00–22.00 WIB, beralamat di Tuntungan UH III No. 1079, Tahunan, Umbulharjo, Kota Yogyakarta.
Press release ini juga sudah tayang di VRITIMES

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel postsumatera.id untuk update berita terbaru setiap hariFollow

Berita Terkait

KAI Logistik Catat Pengiriman Lebih Dari 116 Ribu Hewan Peliharaan Hingga Triwulan III Tahun 2025
KAI Logistik Catat Pertumbuhan Positif Layanan Kurir KALOG Express Sepanjang 2025
Holding Perkebunan Nusantara Dukung Gerakan Hijau, PTPN I Bagikan Bibit Bambu di Rekkam Art Festival 2025
Direktur Utama KAI Tinjau Balai Yasa dan Dipo Manggarai, Perkuat Keselamatan dan Kesiapan Sarana Jelang Nataru
Cara Membuat Target Keuangan Tahunan yang Tidak Sekadar Wacana
Transaksi Produk Komoditas PTPN Group Capai USD 2,3 Miliar di Trade Expo Indonesia 2025
PT KAI Divre IV Tanjungkarang Raih Nilai Tinggi dalam Survei Kepuasan Pelanggan
Krakatau Steel Selesaikan Pembayaran Utang Restrukturisasi Lebih Cepat, Kinerja Keuangan Terus Membaik
Berita ini 1 kali dibaca

Berita Terkait

Jumat, 31 Oktober 2025 - 05:36 WIB

KAI Logistik Catat Pengiriman Lebih Dari 116 Ribu Hewan Peliharaan Hingga Triwulan III Tahun 2025

Jumat, 31 Oktober 2025 - 04:49 WIB

KAI Logistik Catat Pertumbuhan Positif Layanan Kurir KALOG Express Sepanjang 2025

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:53 WIB

Holding Perkebunan Nusantara Dukung Gerakan Hijau, PTPN I Bagikan Bibit Bambu di Rekkam Art Festival 2025

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:50 WIB

Direktur Utama KAI Tinjau Balai Yasa dan Dipo Manggarai, Perkuat Keselamatan dan Kesiapan Sarana Jelang Nataru

Kamis, 30 Oktober 2025 - 21:48 WIB

Cara Membuat Target Keuangan Tahunan yang Tidak Sekadar Wacana

Berita Terbaru