Medan,PostSumatera.id – Hanya berselang, beberapa menit ramai pemberitaan Petugas Kantor Imigrasi Kelas Khusus TPI Medan berinisial KRS mengajak ke hotel atau staycation wanita muda pemohon Pasport RAS pada Senin 30 Juni 2025 lalu, Kanwil Ditjen Imigrasi (Ditjenim Sumut melakukan investigasi.
Kakanwil Ditjenim Sumut Teodorus Simarmata SH Mhum memerintahkan jajarannya melakukan investigasi atas dugaan skandal yang mencoreng nama baik Kantor Imigrasi ini.
“Saya akan buat Surat Tugas untuk melakukan investigasi. Kabid Perijinan sudah saya perintahkan melakukan investigasi,” kata pria ramah yang baru dilantik Januari 20205 lalu ini, Rabu (9/7/2025) dibalik ponselnya.
Teodorus Simarmata juga meminta masyarakat yang menemukan jajarannya tak sesuai dalam pekerjaanya, untuk dilaporkan untuk pembinaan dan peningkatan latanan ke masyarakat. “Anytime pak, ada jajaran yg tidak sesuai dilaporkan saja ut pembinaan dan peningkatan layanan ke masyarakat,” tulisnya dilaman Whats App nya.
Dijelaskannya, di Kantor Imigrasi Medan sedang berlangsung rapat atas masalah yang ramai diberitakan media dan sedang dimonitor Driektorat Kepatuhan Internal Kementerian Imigrasi Pemasyarakat RI.
“Ya pak, Kabid saya lagi menanyakan. Laporannya semua lagi rapat dg Kakanim. Proses paspor juga lagi kita verifikasi. Saat ini Direktorat Kepatuhan Internal dari Jakarta juga sudah monitor,” pungkasnya.
Senada itu, Kabid Perijinan Kanwil Ditjenim Sumut Arauna Giovanni, SH mengaku akan menindaklanjuti tudingan petugas Kantor Imigrasi Medan yang mengajak ke hotel wanita pemohon pasport itu.
“Siang pak. Akan segera kami tindaklanjuti,” tulisnya di laman Whats App nya, Rabu (9/7/2025).
Diberitakan sebelumnya, Wanita Pemohon Paspor di Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Medan RAS (19) warga Jalan Kapten Rahmad Budin Medan Marelan trauma menghadapi sikap petugas di kantor di bawah Kementrian Imipas RI itu.
RAS kepada media ini, Selasa (6/7/2025) mengaku, mengalami kejadian memalukan saat mengurus Pasport di Kantor Imigrasi di Jalan Gatot Subroto Medan pada Senin 30 Juni 2025. Dengan alasan permohonan Paspor ditolak dan akan dibantu, RAS diajak ke Hotel alias Staycation oleh petugas Kantor Imigrasi berinisial KRS yang saat itu bertugas di Loket 3 Kantor Imigrasi Medan.
Wanita muda dengan paras cantik ini kontan ketakutan. Meski dia amat membutuhkan Pasport guna perjalanan dalam mengejar pendidikannya, namun wanita baru lulus SMK ini juga menjaga harga dirinya karena dalam benaknya, jika ajakan diterima maka dikhawatirkan terjadi hal yang tak diiinginkanya.
“Saya butuh Pasport Pak. Tapi kalau diajak nginap di hotel baru Pasport nya keluar, saya takut terjadi apa-apa. Lalu masalah ini saya laporkan ke Ibu dan Ayah saya,” kata RAS dengan meneteskan ai mata, Selasa (8/7/2025) saat diwawancarai media ini.
Wanita ini menceritakan, berencana akan melanjutkan pendidikan bahasa Jepang nya ke luar negeri dalam kursus yang diikutinya guna memudahkan mendapatkan pekerjaan. Lalu RAS menghubungi orang yang biasa mengurus Pasport berinisial MKLS dengan membayar Rp. 850 Ribu.
Lalu pada Senin 30 Juni 2025, RAS ke Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Medan di Jalan Gatot Subroto Medan setelah mendaftar secara online dan dengan nomor antrian 121 RAS diproses oleh petugas di Loket 3 berinisial KRS.
Disananya kejadian bermula. Berdalih permohonan Pasport RAS ditolak, KRS sang petugas Imigrasi Medan mengiming imingi bisa membantu penyelesaian Pasport RAS asal menemaninya ke Hotel. Butuh Pasport, Takut dan aneka perasaan khawatir menghantui RAS.
RAS beranjak pulang dari Kantor Imigrasi, KRS terus mendesak. KRS mengejar RAS hingga ke halaman parkir Kantor Imigrasi Medan. Namun RAS ngotot pulang.
KRS tak hilang akal. Berbekal nomor ponsel yang ada di Formulir Pengajuan Pasport, KRS menchat RAS. Berbagai kata kata dikirim melalui pesan daring ke RAS. KRS puluhan kali mengontak RAS. Sang wanita muda trauma dan menangis saat makan siang di salah satu restoran cepat saji Simpang Brayan Desa Helvetia Deliserdang.
Akhirnya, beban perasaan tak bisa ditahan. RAS pada Selasa 8 Juli 2025 mengadukan masalah itu ke kedua orangtuanya. Jelas kedua orangtua nya murka.
Kepada media ini, Ayah RAS Irwan Sahari mengaku akan membawa dugaan percobaan pelecehan atau perbuatan tak menyenangkan ini ke instansi berwenang. Dia meminta, pimpinan di Imigrasi Medan dan Kanwil Ditjen Imigrasi Sumut menindak KRS agar menjadi efek jera dan kejadian tak terulang lagi kepada wanita lain.
“Saya akan bawa masalah perbuatan tak menyenangkan yang dilakukan K*R****S ini ke instansi berwenang. Pimpinan nya di Imigrasi Medan dan Kanwil Imigrasi Sumut yang menindak petugas ini. Jangan nanti ada korban lain,” tegas Irwan Sahari.
MENDADAK PIKUN?
KRS kepada media ini, Selasa (8/7/2025) mendadak pikun. Dia mengaku, kurang ingat dengan RAS yang diprosesnya. “Selamat malam, Rabiah Al Adawiyah yang mana ya pak?,” jawabnya balik bertanya via pesan Whats App nya.
Dikirimi bukti formulir dan foto RAS, KRS kembali mengaku kurang ingat sembari menanyakan proses Pasport RAS. “Begitu ya pak, saya juga kurang ingat. Jadi posisi permohonan berkasnya sekarang sudah dimana?,” tulisnya.
Dia juga mengaku bukan pegawai di Kantor Imigrasi Medan dan perlakuannya adalah yang pertama kali. “Maaf pak, saya bukan pegawai pak. Itu yang pertama pak. Dan kalau memang ada chat saya yang mengarah seperti itu. Apakah ada pak?,” tulisnya lagi.
Saat ini RAS, trauma berat dan tak tahu bagaimana hasil pengajuan Pasportnya, padahal dia telah membayar Rp. 850 ribu ke orang yang membantunya dalam pengurusan dokumen perjalanan ke luar negeri itu.
AKAN DICEK DAN MINTA MAAF
Sementara Kepala Kantor Imigrasi Kelas I Khusus TPI Medan Uray Avian mengaku akan mengecek informasi yang diterimanya dari media ini. “Terima kasih informasinya bang,nanti saya cek dulu informasinya ya ke bagian paspor,” kata Uray Avian, Rabu (9/7/2025) via pesan Whats App nya.
Terpisah, kepada media ini 2 pejabat Kantor Imigrasi Medan Putri dan Samsudin mengaku masih mengecek informasi atas dugaan skandal ajak pemohon wanita ke hotel oleh petugas mereka. Namun kedua pejabat ini menyampaikan permohonan maaf jika memang hal tersebut terjadi.
Kedua pejabat ini belum bisa memastikan kejadian yang ditudingkan RAS, karena mereka menilai masih terlalu dini dan masih dalam pengecekan.
Penulis berita : red/rel
Editor : redaksi