Post Sumatera                            Investasi Hilirisasi Tembus Rp431,4 Triliun, Pemerintah Tegaskan Larangan Ekspor Bahan Mentah

 

Investasi Hilirisasi Tembus Rp431,4 Triliun, Pemerintah Tegaskan Larangan Ekspor Bahan Mentah

- Penulis

Rabu, 26 November 2025 - 09:09 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

JAKARTA — Pemerintah mencatat realisasi investasi hilirisasi sebesar Rp431,4 triliun sepanjang Januari–September 2025, meningkat 58,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya. Lonjakan ini terjadi seiring diperketatnya kebijakan pemerintah yang tidak lagi mengizinkan ekspor bahan mentah dan mewajibkan proses pengolahan dilakukan di dalam negeri.

‎‎Wakil Menteri Investasi dan Hilirisasi, Todotua Pasaribu, menegaskan bahwa hilirisasi kini menjadi fondasi utama transformasi ekonomi Indonesia. “Kita sudah masuk ke kebijakan yang tidak lagi mengizinkan sumber daya alam diekspor dalam bentuk raw material. Setidaknya proses tier pertama harus dilakukan di dalam negeri,” ujarnya dalam Antara Business Forum, Jakarta, Rabu (19/11).

‎Ia menjelaskan bahwa hilirisasi telah menjadi kerangka kebijakan nasional yang dirancang secara strategis oleh Kementerian Investasi dan Hilirisasi. Pemerintah membangun peta jalan yang memuat 28 komoditas prioritas dalam delapan kelompok besar, dengan tujuan menarik investasi berorientasi ekspor dan menciptakan nilai tambah yang lebih besar bagi ekonomi nasional.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

‎‎Menurut Todotua, kenaikan realisasi investasi yang mencapai Rp431,4 triliun didorong terutama oleh sektor mineral, diikuti perkebunan dan kehutanan, migas, serta perikanan. Ia menyebut capaian tersebut menandai perubahan struktural dalam komposisi investasi Indonesia. “Tahun lalu totalnya hanya sekitar Rp42,9 triliun. Kenaikan tahun ini membuktikan bahwa hilirisasi memberikan impact langsung pada peningkatan investasi nasional,” katanya.

‎‎Dalam paparannya, Todotua menegaskan bahwa kekayaan sumber daya alam Indonesia merupakan modal besar yang tidak dimiliki banyak negara. Dengan populasi lebih dari 280 juta jiwa dan posisi geopolitik yang berada pada tulang punggung jalur perdagangan global, Indonesia menurutnya memiliki peluang strategis untuk mempercepat industrialisasi. “Indonesia ini luar biasa. Apa yang dicari ada di sini. Kita berada pada backbone geopolitik timur–barat dan utara–selatan, dengan ALKI II sebagai penggerak ekonomi internasional,” ujarnya.

‎‎Ia mengatakan bahwa sektor nikel menjadi salah satu rantai industri yang struktur hilirnya sudah hampir lengkap, mulai dari smelter hingga industri baterai. Pemerintah kini tengah menata hilirisasi bauksit, tembaga, dan timah agar rantai pasok domestik lebih kuat dan tidak bergantung pada pasar luar. Todotua juga mengingatkan bahwa pembangunan smelter yang tidak terkendali berisiko memunculkan overcapacity dan menekan daya saing produk dalam jangka panjang.

‎‎Di sektor energi, pemerintah mempercepat proyek gasifikasi batubara. Todotua menyebut proyek coal to synthetic gas yang dijalankan Bukit Asam bersama PDN dan Pusri akan diarahkan untuk produksi amonia dan metanol, sekaligus mengurangi impor yang selama ini masih tinggi. “Impor metanol kita masih 2,2 sampai 3 juta ton, padahal gas dan batubara kita punya. Permintaan meningkat karena program B40 yang membutuhkan campuran metanol dengan CPO. Kita harus mengejar negara seperti China yang 40 persen batubaranya dipakai untuk produk turunan,” katanya.

Baca Juga:  Jalan & Jembatan Diperbaiki Gubernur Bobby, Mobilitas Jadi Lebih Cepat & Masyarakat Kepulauan Nias Sambut Dengan Suka Cita

‎‎Percepatan hilirisasi juga terlihat pada ekosistem yang dikembangkan oleh MIND ID. Di sektor aluminium, proyek Smelter Grade Alumina Refinery (SGAR) Fase 1 telah resmi beroperasi. Ke depan fasilitas yang berada di Mempawah ini akan semakin kuat dengan hadirnya SGAR Fase II dan Smelter Alumunium baru yang saat ini tengah dibangun. Langkah ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan alumina dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.

Di sektor timah, PT Timah tengah mematangkan hilirisasi produk turunan mulai dari solder hingga tin chemicals untuk masuk ke pasar elektronik, otomotif, dan kimia global.

Sementara itu, PT Vale Indonesia terus memperluas investasi dalam memperkuat produksi nikel matte dan produk turunan berstandar rendah karbon sebagai bagian dari ekosistem baterai kendaraan listrik melalui pengembangan tiga proyek strategis yakni Indonesia Growth Project (IGP) Pomalaa, Morowali, dan Sorowako. Proyek-proyek ini menjadi tonggak penting dalam memperkuat kapasitas produksi nikel sekaligus membangun fondasi bagi ekosistem industri kendaraan listrik di Indonesia.

Di sisi lain, PT Freeport Indonesia menyiapkan penguatan hilirisasi tembaga dari Gresik Smelter dan Precious Metals Refinery (PMR), yang menjadi fondasi penting bagi industri listrik, energi terbarukan, dan teknologi global.

‎‎Todotua mengatakan bahwa proyek-proyek hilirisasi MIND ID menjadi tulang punggung upaya pemerintah dalam membangun rantai pasok mineral strategis yang menyeluruh, dari hulu hingga hilir. Pemerintah memperkirakan hilirisasi akan memberikan dampak ekonomi hingga 2040 dengan nilai investasi mencapai USD 618 miliar dan nilai tambah USD 235,9 miliar, serta potensi ekspor kumulatif mencapai USD 857 miliar dan penciptaan lebih dari tiga juta lapangan kerja.

‎‎“Hilirisasi adalah strategi agar Indonesia tidak lagi berada pada posisi sebagai negara pengekspor bahan mentah, tetapi menjadi pemain utama dalam rantai nilai global,” ujar Todotua.

Press release ini juga sudah tayang di VRITIMES.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Follow WhatsApp Channel postsumatera.id untuk update berita terbaru setiap hariFollow

Berita Terkait

Sorak Sorai Fest Fun Run Dimulai, Bank Raya Hadirkan Rute Ikonik Nusantara
Dantem 062 Tarumanagara Perkuat Pengamanan Obvitnas PLTA Jatigede
Bencana Tak Terduga Saat Liburan: Ketika Rencana Indah Berubah Jadi Ujian Finansial
KAI Logistik Kembangkan Kawasan Ronggowarsito sebagai Pusat Logistik Terintegrasi
Guncang Pasar Global, Dampak Dukungan Trump Terhadap Tarif Ekstrim Amerika Serikat
KAI Logistik Perluas Layanan Nasional: KALOG Express Kini Layani Pengiriman Paket dan Barang Elektronik ke Seluruh Indonesia
Hidup Hemat di Era Serba Mahal, Realita yang Kamu Rasakan Setiap Hari
Kementerian PU Dorong Perbaiki Jalan Pamegaran – Singajaya Masuk Skema Inpres Jalan Daerah
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Rabu, 26 November 2025 - 10:01 WIB

Sorak Sorai Fest Fun Run Dimulai, Bank Raya Hadirkan Rute Ikonik Nusantara

Rabu, 26 November 2025 - 09:31 WIB

Dantem 062 Tarumanagara Perkuat Pengamanan Obvitnas PLTA Jatigede

Rabu, 26 November 2025 - 09:09 WIB

Investasi Hilirisasi Tembus Rp431,4 Triliun, Pemerintah Tegaskan Larangan Ekspor Bahan Mentah

Rabu, 26 November 2025 - 08:38 WIB

Bencana Tak Terduga Saat Liburan: Ketika Rencana Indah Berubah Jadi Ujian Finansial

Rabu, 26 November 2025 - 08:29 WIB

KAI Logistik Kembangkan Kawasan Ronggowarsito sebagai Pusat Logistik Terintegrasi

Berita Terbaru