Post Sumatera                            Phantom Followers: Saat Angka Besar Tidak Menghasilkan Apa-Apa

 

Phantom Followers: Saat Angka Besar Tidak Menghasilkan Apa-Apa

- Penulis

Kamis, 18 September 2025 - 13:53 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Di sosial media seperti Instagram & TikTok, sering kita jumpai akun dengan followers sangat banyak, tapi interaksinya justru sedikit. Ini lah yang dimaksud “phantom followers”

Kamu mungkin pernah merasa bangga ketika melihat jumlah pengikut akun media sosialmu melonjak drastis.

Rasanya ini seperti sebuah tanda bahwa brand atau bisnismu mulai dilirik banyak orang.

ADVERTISEMENT

ads

SCROLL TO RESUME CONTENT

Tapi, begitu diperhatikan lebih dalam, engagement rate justru rendah, komentar jarang muncul, dan jumlah orang yang menyukai postinganmu pun bisa dihitung dengan jari.

Fenomena inilah yang disebut phantom followers— pengikut yang masuk, tapi nyaris tidak pernah memberikan aktivitas atau interaksi nyata.

Mereka membuat akun hanya “terlihat” ramai, padahal sebenarnya sepi.

Apa Itu Phantom Followers?

Phantom followers bisa berupa akun bot, akun palsu, atau ataupun akun nyata yang mungkin sudah lama tidak aktif.

Mereka tidak pernah menyukai, mengomentari, apalagi membagikan kontenmu.

Menurut laporan dari HypeAuditor, hampir 45% akun Instagram di seluruh dunia dikategorikan tidak aktif atau berpotensi palsu.

Artinya, jumlah pengikut besar yang dimiliki tidak selalu berarti audiensmu benar-benar “ada” dan aktif berinteraksi.

Kamu mungkin tidak sadar, tapi ada beberapa cara phantom followers bisa muncul di akun:

Hasil pembelian followers— Umumnya berbentuk akun kosong atau bot yang hanya menambah angka, tanpa ada niat untuk berinteraksi.

Inilah kenapa Sribu menyediakan jasa pembelian followers sosial media, supaya Anda bisa mendapatkan followers aktif & nyata dari transaksi yang dilakukan!

Akun spam— Yang mengikuti ribuan akun lain hanya untuk terlihat aktif atau mendapatkan pengikut balik.

Pengguna yang sudah tidak aktif— Awalnya tertarik, tapi kini tidak lagi membuka media sosial atau mungkin sudah pindah minat ke akun lain.

Mengapa Ini Bisa Merugikan?

Sekilas, jumlah pengikut yang tinggi memang tampak menguntungkan.

Baca Juga:  Strategi PTPP dalam Meningkatkan Kinerja Perusahaan di Tengah Dinamika Industri Konstruksi Nasional dan Tantangan Global

Tapi kalau kebanyakan hanyalah phantom followers, justru ada banyak risiko:

Engagement rate turun drastis

Algoritma TikTok, Instagram, dan YouTube akan menilai kontenmu tidak menarik jika interaksinya rendah, sehingga jangkauan konten akan ikut merosot.

Data analitik jadi “menipu”

Insight yang tercampur akun pasif akan membuat kamu sulit memahami audiens sebenarnya, sehingga strategi konten bisa jadi salah arah.

– Reputasi brand rusak

Konsumen kini lebih cermat membaca data media sosial.

Ketika melihat pengikut kamu besar tapi engagement rendah, mereka bisa curiga dan jadi memiliki pandangan negatif terhadap brand.

Langkah Menghadapi Phantom Followers

Menghapus pengikut yang pasif secara total memang sulit, tapi kamu bisa mengurangi dampak negatifnya dengan beberapa cara berikut:

1. Lakukan audit: Gunakan alat seperti HypeAuditoratau Social Bladeuntuk memeriksa persentase pengikut palsu dan tidak aktif.

2. Buat konten yang memancing interaksi:Misalnya konten polling, sesi tanya-jawab, atau konten yang mengajak audiens membagikan pengalaman mereka sendiri.

3. Bangun pertumbuhan organik:Tumbuhkan audiens lewat kolaborasi dengan kreator lain, kampanye interaktif, dan strategi konten yang relevan dengan kebutuhan mereka.

4. Kombinasikan strategi organik dan “instan”:
Jika ingin mempercepat pertumbuhan, kamu bisa menambah pengikut dari platform terpercaya seperti Sribu, yang hanya menyediakan akun aktif dan real, lalu seimbangkan dengan strategi pertumbuhan organik.

Penutup

Phantom followers adalah pengingat bahwa angka besar tidak selalu berarti keberhasilan di sosial media.

Dengan kata lain, yang paling penting bukan seberapa banyak followers-mu, melainkan seberapa “peduli” mereka terhadap konten yang kamu bagikan.

Jadi, jangan terjebak ilusi angka.

Fokuslah membangun komunitas yang (mungkin) lebih kecil, tapi aktif dan benar-benar bisa mendukung pertumbuhan akunmu.

Karena followers yang peduli akan membawa brand kamu ke tujuan yang diinginkan — sisanya? #SribuinAja!

Press Release ini juga sudah tayang diVRITIMES

Komentar ditutup.

Follow WhatsApp Channel postsumatera.id untuk update berita terbaru setiap hariFollow

Berita Terkait

KAI Ajak Ratusan Siswa-Siswi Ikuti Edutrain Meriahkan Hari Perhubungan Nasional 2025
Dukung Ketahanan Pangan, Kejati Sumatera Utara Gelar Penerangan Hukum Guna Mencegah Penyimpangan Distribusi Pupuk Bersubsidi
Bank Vima Gandeng Moneta, Manfaatkan AI untuk Proses Analisa Kredit Lebih Cepat dan Akurat
Perkuat Perlindungan Konsumen, Adapundi Hadirkan Nomor WhatsApp Resmi
Suku Bunga AS Turun, Harga Bitcoin Bisa Tembus Rp2 Miliar Lagi?
Putra Indonesia Pimpin Global Landscapes Forum, Platform Bentang Alam Terbesar di Dunia
Siswa Tarakanita Jakarta Peringati Hari Ozon Internasional & HUT ke-80 PT KAI di Stasiun Pasar Senen
Tren Labubu Belum Habis, Labubu Gratis untuk Para Penggemar Lisa Blackpink!
Berita ini 0 kali dibaca

Berita Terkait

Kamis, 18 September 2025 - 14:32 WIB

KAI Ajak Ratusan Siswa-Siswi Ikuti Edutrain Meriahkan Hari Perhubungan Nasional 2025

Kamis, 18 September 2025 - 14:08 WIB

Dukung Ketahanan Pangan, Kejati Sumatera Utara Gelar Penerangan Hukum Guna Mencegah Penyimpangan Distribusi Pupuk Bersubsidi

Kamis, 18 September 2025 - 13:53 WIB

Phantom Followers: Saat Angka Besar Tidak Menghasilkan Apa-Apa

Kamis, 18 September 2025 - 13:03 WIB

Bank Vima Gandeng Moneta, Manfaatkan AI untuk Proses Analisa Kredit Lebih Cepat dan Akurat

Kamis, 18 September 2025 - 12:41 WIB

Perkuat Perlindungan Konsumen, Adapundi Hadirkan Nomor WhatsApp Resmi

Berita Terbaru