Pantai Cermin, Postsumatera.id – Ratna Sari, Penyuluh Agama Islam Pantai Cermin, menumbuhkan semangat belajar anak-anak pesisir lewat kegiatan literasi di Taman Bacaan Hamzar, Desa Pantai Cermin Kiri.
Rumah baca sederhana yang didirikan oleh Pemerintah Desa ini menjadi tempat bagi anak-anak untuk belajar, membaca, dan menumbuhkan karakter Islami.
Setiap Kamis sore, sekitar 35 anak sudah menunggu Ratna di teras taman baca. Ia memulai kegiatan dengan membaca bersama, bercerita kisah para nabi, hingga bershalawat bersama.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Membaca itu bukan hanya untuk cerdas, tetapi supaya anak-anak punya arah dan cita-cita yang jauh dari kegelapan dunia narkoba,” katanya, Kamis (13/11/2025).
Kepala Desa Pantai Cermin Kiri, M. Elizar, menjelaskan taman baca ini lahir dari keprihatinan terhadap kondisi sosial di desanya.
Banyaknya pengedar luar daerah yang menjadikan lokasi itu sebagai tempat peredaran gelap narkoba membuat desa tersebut sempat dicap sebagai “kampung narkoba”. Elizar mengaku hal itu membawa rasa malu dan ketidakpercayaan diri bagi warga desa.
“Kita ingin anak-anak ini diarahkan kepada kegiatan-kegiatan yang positif sejak dini. Jangan sampai mereka terpengaruh. Dengan taman baca ini, mereka bisa belajar dan tumbuh dengan nilai-nilai baik,” ucapnya.
Kegiatan literasi dilakukan setiap Senin dan Jumat pukul 14.30-16.30 WIB dengan bantuan empat pengajar pilihan desa. Selain membaca, anak-anak juga belajar menggambar dan menulis.
Salah satu anak, Ridwan, mengaku senang mengikuti kegiatan ini. “Kalau membaca nyaring, rasanya seperti masuk ke dalam buku. Saya jadi lebih berani,” tuturnya.
Ratna mengakui perjuangannya tidak selalu mudah. Ia pernah menghadapi situasi menegangkan ketika kegiatan taman baca terganggu oleh suara tembakan peringatan dari aparat yang tengah melakukan pengejaran di sekitar lokasi.
“Tiga kali suara letusan terdengar, anak-anak panik dan menangis. Saya segera membawa beberapa anak menjauh dari tempat itu. Yang lainnya saya suruh pulang lewat jalan belakang,” ujarnya.
Kejadian itu sempat membuat beberapa anak enggan datang lagi karena masih trauma dan takut.
Meski demikian, Ratna tak pernah berhenti. Ia menyadari bahwa hal itu menjadi pengingat baginya tugasnya bukan hanya sekadar mengajar membaca, tetapi juga melindungi masa depan anak-anak di sana dari lingkaran gelap yang terus mengintai.
Bersama para pengajar sukarela, seperti guru ngaji, mahasiswa, dan pemuda setempat, kegiatan literasi tetap berjalan. Mereka bahkan menggunakan dana pribadi untuk membeli buku baru.
“Melihat anak-anak tertawa dan semangat sudah cukup jadi kebahagiaan,” kata Fauji, salah satu pengajar sekaligus imam masjid di sekitar taman baca.
Taman Bacaan Hamzar kini menjadi simbol perubahan di Desa Pantai Cermin Kiri, di mana anak-anak lebih sering membaca daripada bermain di luar, dan para orang tua mulai peduli pada pendidikan.
Sebelumnya, banyak anak yang sering nongkrong di warung, namun kini mereka justru memilih menghabiskan waktu di taman baca.
Bagi Ratna, setiap kegiatan membaca adalah langkah kecil untuk menyalakan harapan. Langkah mereka diyakini menjadi cahaya bagi para anak didik di sana. Ia percaya, menambah ilmu dan iman dapat memudarkan kelamnya dunia narkoba.
Penulis :Andry
Editor :Redaksi









