Medan,PostSumatera.Id – Program Unggulan Bersekolah Gratis (PUBG) SMA/SMK di Sumut seger dimulai di tahun 2026. Ini merupakan langkah progresif Gubenur Bobby Nasution menciptakan generasi kompetitif, produktif dan memiliki daya saing tinggi.
Akademisi UIN Sumut, Maslathif Dwi Purnomo Ph.D, Senin 17/11/2025 mengatakan, program PUBG untuk SMA/SMK di Sumut yang dicanangkan Bobby Nasution merupakan langkah strategis yang sangat progresif dalam meningkatkan akses pendidikan bagi seluruh masyarakat.
Alumni PhD Australia itu menilai, kebijakan ini menunjukkan komitmen kuat Pemprovsu memastikan bahwa faktor ekonomi tidak lagi menjadi penghalang bagi anak-anak Sumut memperoleh pendidikan yang layak.
ADVERTISEMENT

SCROLL TO RESUME CONTENT
“Porgram ini juga menghadirkan ekosistem pendidikan yang lebih inklusif dan membuka ruang bagi peningkatan kualitas SDM di masa yang akan datang. Khusus untuk SMK, kebijakan ini memiliki peran yang strategis untuk meningkatkan daya tarik siswa bersekolah di SMK, sehingga akan lebih banyak generasi kita yang siap kerja,” ujar Maslathif.
Ketua Prodi Magister Pendidikan Bahasa Inggris, Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan UIN Sumut itu juga menyinggung dampak program tersebut. Menurutnya, ketika pendidikan menengah dapat diakses secara gratis, maka semakin banyak anak yang memiliki kesempatan menyelesaikan sekolah dan mempersiapkan diri menghadapi dunia kerja atau melanjutkan ke perguruan tinggi.
“Dalam jangka panjang, program ini akan melahirkan generasi yang lebih kompetitif, produktif dan memiliki daya saing tinggi,” tegas Maslathif.
Di sisi lain, Maslathif menilai peluang sangat besar bagi Pemprovsu mewujudkan pemerataan sekolah gratis di seluruh wilayah Sumatera Utara.
“Melihat komitmen dan visi yang dibawa Bobby Nasution, peluang terwujudnya sekolah gratis di seluruh wilayah Sumatera Utara sangat besar. Dengan dukungan kebijakan anggaran yang tepat, kolaborasi pemerintah daerah, dan sistem pengelolaan pendidikan yang transparan, program ini bukan hanya realistis tetapi juga sangat mungkin diwujudkan secara merata,” ujar Maslathif.
Untuk itu pula, pemilihan Kepulauan Nias sebagai daerah awal PUBG harus bisa dimaksimalkan. Sehingga dapat menjadi prototype implementasi PUBG di kabupaten dan kota lainnya di Sumut.
Maslathif juga menyoroti tantangan pemerataan sekolah gratis di Sumut. Salahsatunya terkait disparitas kualitas pendidikan antarwilayah.
Beberapa kabupaten/kota di Sumatera Utara masih menghadapi keterbatasan infrastruktur dan sumber daya manusia. Ini harus diatasi agar sekolah gratis tidak hanya bebas biaya, tetapi juga tetap berkualitas.
Tantangan lainnya yakni, perlu sistem pengawasan yang transparan dan akuntabel agar program ini tepat sasaran dan tidak menimbulkan penyimpangan di tingkat implementasi. Kolaborasi seluruh pihak-sekolah, pemerintah daerah, masyarakat, dan dunia usaha-sangat penting untuk menjaga keberlanjutan program.
“Terakhir, tantangan lain adalah memastikan bahwa kurikulum dan layanan pendidikan tetap relevan dengan kebutuhan dunia kerja dan perkembangan zaman. Pendidikan gratis harus dibarengi peningkatan mutu agar benar-benar memberi dampak positif bagi masa depan generasi muda Sumatera Utara,” tukas Maslathif.
Diketahui bahwa PUBG merupakan bagian dari Program Terbaik Hasil Cepat (PHTC) Gubernur Bobby untuk memastikan seluruh anak usia sekolah dapat mengakses pendidikan menengah SMA/SMK/SLB Negeri tanpa dipungut biaya SPP.
Kajian konsultan terhadap skema penerapan PUBG telah mencapai 75% dan melibatkan survei pada 539 sekolah. Kajian ini ditargetkan rampung akhir Desember, disusul penyusunan juknis dan kurikulum.
Di Kepulauan Nias, sebanyak 41.876 siswa akan menerima manfaat dengan alokasi anggaran Rp21,484 miliar per semester.
PUBG akan dilanjutkan ke zona lain secara bertahap dengan rincian anggaran per semester, Zona Pantai Barat Rp23,461 miliar, Zona Dataran Tinggi Rp58,712 miliar, Zona Pantai Timur Rp98,763 miliar.
Seluruh SMA/SMK/SLB Negeri di Sumut ditargetkan bebas pungutan biaya pendidikan pada tahun 2029.









